Rohis Al-Hijrah Student Center SMKN 1 Plered
Menuntut Ilmu Adalah Jihad Fisabilillah
INILAHCOM, Jakarta- Ada dilemma yang sering dihadapi keluarga Indonesia, terutama keluarga miskin, dalam persoalan pendidikan. Misalnya, orang tua---karena desakan ekonomi dan pengetahuan yang minim, akhirnya memilih menyuruh anaknya untuk bekerja saja dan putus sekolah.
Dalam pandangan mereka, toh setelah tamat sekolah juga akan bekerja. Bahkan mereka punya alasan bahwa betapa banyak orang tidak sekolah bisa berhasil atau sebaliknya orang yang sudah sekolah tinggi tetapi juga tidak beruntung alias menganggur dan hidupnya juga pas-pasan saja.
Pandangan tersebut di atas terkesan ada benarnya, namun jika kita cermati lebih dalam, sangatlah jauh berbeda. Tentu saja kualitas orang yang bekerja dengan ilmu dan pendidikan yang tinggi dengan orang yang bekerja tanpa ilmu dan pendidikan yang rendah, sungguh berbeda sekali. Belum lagi kualitas cara berfikir, cara berkomunikasi, cara bergaul, bermasyarakat, cara bersikap dan yang paling utama adalah cara seseorang menghadap Tuhannya. Sungguh, sangat berbeda antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu.
Di samping itu, sekolah dan menuntut ilmu bertujuan bukan hanya sekedar mencari pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan yang lebih besar, akan tetapi sekolah dan menuntut ilmu itu adalah tuntunan atau kewajiban agama bahkan bernilai jihad fisabilillah. Dalam Islam, menuntut ilmu adalah wajib. Karena itu betapa banyaknya dalil-dalil dalam Al-Quran dan Hadist yang menyuruh umatnya untuk menuntut ilmu.
Firman Allah: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujadilah (58): 11)
Dalam sebuah hadis juga dijelaskan bahwa Siapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka harus dengan ilmu, siapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka harus dengan ilmu, dan siapa yang menginginkan (kebahagiaan) keduanya (dunia dan akhirat), maka harus dengan ilmu (Hadist)
Ada beberapa keutamaan bagi para penuntut ilmu. Pertama, Allah Swt akan meninggikan derajat orang yang berilmu di akhirat dan di dunia. Di akhirat, Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu beberapa derajat berbanding lurus dengan amal dan dakwah yang mereka lakukan. Sedangkan di dunia, Allah meninggikan orang yang berilmu dari hamba-hamba yang lain sesuai dengan ilmu dan amalan yang dia lakukan. "Katakanlah :"samakah orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu" (QS, Az-Zumar : 9).
Kedua, ilmu adalah warisan para Nabi. Nabi Saw bersabda, Sesungguhnya para Nabi Saw tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka dia telah memperoleh keberuntungan yang banyak. (HR. Abu Dawud)
Ketiga, orang yang berilmu yang akan mendapatkan seluruh kebaikan. Rasulullah Saw bersabda, Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah Swt akan memahamkan dia tentang agama. (HR. Bukhari dan Muslim)
Perlu kita ketahui juga bahwa menunut ilmu adalah bagian dari jihad. Menurut Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah, bahwa menuntut ilmu adalah bagian dari jihad di jalan Allah karena agama ini bisa terjaga dengan dua hal yaitu dengan ilmu dan berperang (berjihad) dengan senjata. Jika ada perintah untuk berjihad di jalan Allah dan jihad tersebut merupakan semulia-mulianya amalan, namun tetap menuntut ilmu harus ada. Bahkan menuntut ilmu lebih didahulukan daripada jihad. Karena menuntut ilmu itu wajib. Sedangkan jihad bisa jadi dianjurkan, bisa pula fardhu kifayah. Artinya jika sebagian sudah melaksanakannya, maka yang lain gugur kewajibannya.
Allah Swt berfirman: Dan andaikata Kami menghendaki benar-benarlah Kami utus pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan (rasul). Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar (QS. Al Furqon: 51-52). Siapa yang mendatangi masjidku (masjid Nabawi), lantas ia mendatanginya hanya untuk niatan baik yaitu untuk belajar atau mengajarkan ilmu di sana, maka kedudukannya seperti mujahid di jalan Allah. Jika tujuannya tidak seperti itu, maka ia hanyalah seperti orang yang mentilik-tilik barang lainnya. (HR. Ibnu Majah).
0 comments:
Post a Comment